Rabu, 17 Desember 2008

Sehat itu Mahal

Pernahkah kita berpikir soal kesehatan? Saat kita sehat, segar bugar, dan tubuh kita fit, kadang kita tidak pernah bisa menghargai arti kesehatan yang Tuhan berikan untuk kita bukan? Kita bahkan sudah lupa kapan terakhir kita terbaring sakit. Kita sudah lupa bagaimana rasanya sakit.
Saya kemarin baru merasakannya. Sekitar dua minggu yang lalu saya terkena gejala tifus yang menyebabkan saya harus terbaring (bedrest) selama seminggu lebih. Duduk di ranjang pun ga boleh. Harus tidur terus. Belum lagi rasa pusing dan sakit kepala yang amat sangat. Saya sampai teriak-teriak tidak kuat menahan sakitnya. Ditambah rasa mual dan muntah-muntah yang harus saya alami. Pula kram perut, kaki, dan tangan yang saya alami. Dan terakhir ditambah batuk-batuk dan sariawan yang menyerang. Ckckck... Seperti komplikasi saja. Belum pernah saya rasakan hal seperti itu. Baru kali itu saya terkena penyakit seperti itu.
Sebelum itu, saya sempat bersyukur saya belum pernah terkena penyakit aneh-aneh. Belum pernah masuk rumah sakit sampai di opname. Belum pernah sakit DB, cacar, campak, tifus, dan penyakit-penyakit berat lainnya. Paling parah cuma radang tenggorokan yang berujung pada sakit demam biasa.
Selama sakit, saya sungguh merasa menderita. Rasanya ingin cepat sembuh dan kembali beraktivitas seperti biasa. Bosan rasanya harus berbaring terus menerus tanpa aktivitas yang saya kerjakan. Membuang-buang waktu harus berbaring tanpa melakukan apa-apa. Karena sakit, saya tidak masuk kuliah hampir dua minggu! Saya ketinggalan semua mata kuliah saya. Belum lagi rasa menderita ketika tiba-tiba kepala saya pusing, saat makan menelan makanan pun sulit dan sakit rasanya karena ada sariawan di anak tekak, di pinggir lidah, dan di dinding mulut. Berkali-kali saya menangis di ranjang sambil berdoa minta kesembuhan. Setiap hari. Namun rasanya lamaaa sekali saya sembuh. Sering kali rasa kesal membuat saya menangis. Saya ingin sembuh!
Namun Tuhan mengajarkan saya satu hal yang berharga. Arti sebuah kesehatan. Kadang saya menyepelekannya. Makan seenak saya. Hidup semau saya. Mana pernah saya ingat untuk menjaga kesehatan saya? Saya terlalu sibuk dengan semua aktivitas saya. Makanya sewaktu sakit lah Tuhan mengajarkan saya. Kadang saya lupa bersyukur bahwa Tuhan masih menjaga kesehatan saya sewaktu saya sehat. Malahan, sewaktu sakit, saya tambah saja mengeluh mengapa saya sakit..
Setelah saya sembuh, saya tahu betapa berharganya sebuah tubuh yang fit. Saya tau pentingnya kesehatan. Karena itu sekarang, setiap pagi saya pasti mengawali hari saya dengan ucapan syukur bahwa Tuhan masih menjaga kesehatan saya sampai detik ini.

Zodiac

HIDUP

Hidup memang pilihan, pilihan kita bagaimana menjalaninya. Namun dalam perjalanannya, terkadang kita bingung pilihan mana yang sebaiknya kita ambil. Kita tidak tahu akhirnya, itu yang membuat kita bingung. Semua kita pasti ingin pilihan yang kita ambil itu adalah pilihan yang tepat. Karena kita ingin pilihan yang kita ambil itu adalah alternatif pilihan yang paling baik dari semuanya. Hhh…Hidup. Satu kata saja. Namun berarti banyak hal. Hidup ini Cuma satu kali. Jangan sampai kita menyesal tentang masa lalu. Bagaimanapun juga itu adalah hasil dari pilihan yang pernah kita ambil. Orang yang benar-benar menyadari bahwa hidup ini hanya satu kali, pasti akan memakai hidupnya dengan baik. Dia tidak akan menyia-nyiakan setiap kesempatan yang ada dan dia akan berhati-hati dalam setiap pilihan hidup yang akan dia ambil. Baginya, dia dapat tetap hidup dan meneruskan perjalanan hidupnya hari ini adalah sebuah anugrah dan kesempatan. Dia takkan membuang-buang waktunya untuk hal yang tidak berguna. (Tidak termasuk refreshing lho – karena refreshing itu juga berguna). Ada dua tipe orang yang berpola pikir seperti ini. Pertama adalah orang yang sangat berambisi dalam hidupnya. Seorang planner yang perfeksionis, dan seorang yang tahu benar prioritas hidupnya. Bahwa hidup ini tak boleh disia-siakan. Hidup ini harus menghasilkan sesuatu. Dan orang yang seperti ini cenderung seorang pekerja keras, sehingga dia lupa apa artinya menikmati hidup. Dia akan mengejar goal nya dengan caranya masing-masing, dan dia berambisi untuk itu. Sehingga dia tidak akan pernah bisa menikmati hidupnya dan apa yang dia lakukan. Tipe orang yang kedua adalah orang yang memang tahu bahwa hidupnya harus diisi dengan kegiatan yang berguna. Namun dia tetap tahu artinya menikmati hidup. Dia menjalani hidupnya dengan prioritas, namun dia tetap santai menjalaninya. Sehingga dia benar-benar menikmati apa yang dia lakukan. Dia tahu dalam perjalanan hidupnya, dia tidak perlu terus terpaku pada tujuan hidupnya. Namun sesekali dia akan berjalan santai dan melihat sekekelilingnya – tanpa melupakan prioritas hidupnya. Dia tahu hidup ini indah, jika dia menikmatinya. Bagaimana pun juga, setiap orang memiliki pandangannya sendiri-sendiri tentang hidup. Sebagian orang memandang hidup sebagai sebuah perjuangan, ada pula yang menganggap hidup seperti sebuah roda yang terus berputar, atau hidup adalah sebuah script film yang sudah disutradarai oleh Tuhan, dan banyak lagi yang lain. Bagi saya, lain lagi. Bagi saya, hidup adalah anugrah yang telah Tuhan berikan. Anugrah itu adalah kehendak bebas dan pilihan untuk menjalaninya. Namun anugrah itu tetap harus saya pertanggungjawabkan kepadaNya. Saya lahir di dunia untuk menjalani hidup saya dengan sebaik-baiknya. Ketika saya kembali ke hadapanNya suatu hari nanti, saya akan mempertanggungjawabkan apa yang telah saya lakukan dengan hidup saya. Karena kehidupan saya milik Tuhan.